Selasa, 01 Oktober 2013

Sentra Gendheng (Genteng) dan batu bata desa Tegowanuh


Sejak puluhan tahun yang lalu desa Tegowanuh (masyarakat sekitar lebih familiar menyebut desa ini dengan nama desa Nggoano, ilat wong temanggung biasa keselip, lebih mudah mengucapkan kata Nggoano daripada Tegowanuh) sudah dikenal sebagai pusat industri gendheng (genteng) dan batu bata. Apabila kita melewati desa yang terletak di jalan raya temanggung – Kaloran KM 5 ini, kita akan melihat banyak sekali gendheng dan batu bata yang sedang di jemur dan banyak rumah-rumah pembakaran kedua bahan bangunan tersebut.

Banyak sekali warga desa tersebut yang secara turun temurun menggeluti usaha tersebut sebagai sumber penghidupanya, sehingga perekonomian masyarakat juga banyak dipengaruhi oleh maju mundurnya industri tersebut. Saking banyaknya penduduk yang terlibat dalam industri ini sampai muncul anekdot “bahwa penduduk Goano adalah penjual tanah air”, maksudnya penjual tanah dan air, yaitu gendheng dan batu batu yang note bene merupahan campuran antara tanah dan air (he..he..). Tetapi saat ini industri tersebut mulai mengalami kesulitan terhadap pengadaan bahan baku. Tanah sebagai bahan utama terkadang harus dibeli dari daerah lain, karena tanah bahan untuk gendheng mulai berkurang di situ, maklum saja karena sudah digunakan selama berpuluh-puluh tahun.

Kualitas barang yang diproduksi di sentra desa Goano ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Pengalaman yang panjang merupakan jaminan mengnai kualitas gendheng dan batu bata di sini. “Kami tidak mau memproduksi barang berkualitas rendah, karena itu akan mempengaruhi pemasaran kami pada waktu-waktu selanjutnya” demikian disampaikan oleh salah satu pengrajin di sana.

Pasca gempa di Bantul dan Yogyakarta beberapa waktu lalu sempat menjadikan industri ini penuh dengan pesanan. Banyaknya orang yang membangun rumah setelah rusak oleh gempa, menjadikan kebutuhan akan kedua bahan bangunan ini meningkat drastis. Keberhasilan panen tembakau sering juga merupakan barometer yang cukup signifikan terhadap kebutuhan bahan bangunan secara lokal.

Kita semua berharap industri ini akan terus berkembang dan mendapat perhatian serius dari pemerintah kabupaten. Perhatian tersebut dapat berupa bantuan promosi, pameran, pembinaan teknis dan menagemen, serta bantuan permodalan untuk membesarkan dan meningkatkan daya saing produk. Tanpa perhatian dari pemerintah, mungkin sepuluh atau dua puluh tahun ke depan, gendheng Nggoano hanya akan menjadi kenangan karena kalah bersaing dengan gendheng dari pabrik-pabrik besar. 
sumber ;
 http://serbaserbitemanggung.blogspot.com/2009/11/sentra-gendheng-genteng-dan-batu-bata.html

Senin, 30 September 2013

Proses Pembuatan Genteng

TAHAPAN AWAL

Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa tanah
Pengambilan tanah sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian lingkungan
Bagian lapisan paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan sebagai bahan pembuat genteng, hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara yang sangat baik untuk tanaman.
Pengambilan tanah dilakukan dengan cara menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang diambil adalah tanah dibagian bawah bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari permukaan tanah.
Pengambilan pun dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter sebagai upaya terhadap pelestarian lingkungan.
Proses selanjutnya adalah pembersihan tanah dari material-material pengotor seperti batu, plastik, sampah dll.
Setelah cukup bersih tanah kemudian diaduk dengan menambahkan air.


PENGOLAHAN TANAH LIAT

Setelah didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan.
Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan partikel-partikel yang lebih halus dan merata.
Proses penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin penggiling tanah atau lebih dikenal dengan nama molen,
pada proses ini juga ditambahkan sedikit pasir laut.
Tujuan penambahan pasir laut adalah supaya tanah tidak terlalu lembek sehingga mempermudah proses penggilingan.
Penggilingan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan output berupa tanah liat yang telah tercetak kotak-kotak sesuai dengan ukuran genteng yang akan dibuat. Kotak-kotak tanah liat ini biasa dinamakan keweh.
Keweh inilah yang pada nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng.


PENCETAKAN GENTENG

Proses selanjutnya adalah pencetakan genteng.
Pencetakan genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin cetak berupa mesin press ulir. Sebelum dimasukkan, pipihkan dulu kuweh dengan cara dipukul-pukul dengan kayu atau biasa dikenal dengan gebleg. Tujuan dari gebleg adalah mendapatkan keweh yang padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin press.

Output dari mesin press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi.
Proses selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses pengepressan.


PENGERINGAN

Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng.
Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng hasil pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari.

Proses pengeringan selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur genteng secara langsung di bawah terik matahari selama kurang lebih 6 jam.

PROSES PENGERINGAN

Pengeringan genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku. Pengeringan dalam tungku berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu. Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap akhir. Pengeringan ini juga sebagai pra pembakaran.

Proses selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana suhu ditingkatkan sampai dengan kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu tersebut.

PENGGLASURAN


Output dari tungku adalah genteng yang siap pakai, setelah disortir terlebih dahulu tentunya. Untuk genteng ini biasa dinamakan genteng natural, tergantung dari jenisnya. Pada proses kali ini adalah proses untuk pembuatan genteng morando, so dinamakan genteng morando natural.
Untuk proses selanjutnya adalah pengglasuran. Glassur berasal dari kata glass yang berarti kaca secara harfiah dapat juga dikatakan proses pengglasuran adalah penambahan lapisan kaca pada permukaan genteng, relatif sama dengan proses coating.
Tujuan dari pengglasuran adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan artistik.
Disamping itu dengan adanya lapisan glassur juga dapat menghindarkan genteng dari lumut.
Bahan utama glassur adalah lead oksid atau pbo dengan penambahan matrik berupa fritz atau tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa akan meningkatkan kekerasan.
Bahan bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata. Adonan bahan glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu.
Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran tahap 2.


PEMBAKARAN TAHAP II

Proses selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah dilapisi bahan glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses pembakaran. Pembakaran tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada proses pembakaran tahap 2 tidak didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap 2 berlangsung selama 13 jam dengan suhu pembakaran dijaga supaya konstan pada suhu 900 derajat celcius.

TAHAPAN TERAKHIR

Tahap yang terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output dari pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu diperlukan finishing sebelum genteng siap dipasarkan. Finishing yang dilakukan meliputi pengikiran pada tepi genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan permukaan genteng. Kemudian pengecatan yang bertujuan untuk menutupi bagian samping genteng yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur. Dan yang terakhir adalah pengepakan, genteng diikat dengan striping band dengan jumlah sepuluh, selain supaya rapi pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan genteng.
 
sumber :
 http://ismailelekto.blogspot.com/2012/11/proses-pembuatan-genteng.html

Mengenal Genteng Berdasarkan Materialnya

Mengenal Genteng Berdasarkan Katagorinya

genteng dalam sebuah bangunan rumah memiliki peranan yg sangat vital, seindah apapun rumah tanpa genteng  belum bisa dikatakan sebuah rumah, fungsinya yg sebagai pelindung dan kenyamanan tuk penghuninya baik itu siang atau malam hujan maupun panas menjadi buktinya. Namun seiring perkembangan arsitektur, genteng tak hanya sebatas pelindung sebuah rumah semata, kini peranan genteng bergeser kearaha yg lebih luas.

Penyesuaian model rumah yg hendak dibangun sangat mempengaruhi warna dan jenis genteng yg akan kita ambil, karena penyesuai bangunan rumah dan pemilihan genteng yg tepat dapat menambah nilai estetika pada sebuah hunian. Sehingga ketika Anda akan memilih atap genteng, sebaiknya Anda sesuaikan dgn desain rumah secara keseluruhan.

Banyak varian genteng sekarang ini mumbuat kita sering kali binggung genteng mana yg hendak kita ambil tuk atap rumah kita, Berikut adalah beberapa material genteng yg mungkin bisa dipilih tuk rumah Anda:

Genteng tanah liat, genteng katagori ini terbuat dari tanah liat yg ditekan / di-press. Kemudian dipanaskan menggunakan bara api dgn derajat kepanasan tertentu. Daya tahan genteng jenis ini sangat kuat. Tuk pemasangan, diperlukan teknik pemasangan kunci / kaitan genteng  pada rangka penopang. Selain tampilan alami berwarna oranye kecoklatan hingga merah terakota, Anda juga bisa mewarnai genteng tanah liat. Kini, telah tersedia berbagai macam pilihan warna-warni yamg menarik

Genteng metal atau genteng berbahan logam, memiliki ukuran yg lebih besar dari genteng tanah liat, yaitu sekitar 60-120 cm, dgn ketebalan 0,3 mm. Pemasangan genteng ini tidak jauh beda dgn genteng dari tanah liat. Karena memiliki ukuran yg lebih lebar maka dapat mempercepat waktu pemasangan pada sebuah rumah. Genteng jenis ini biasanya memerlukan sekrup tuk pemasangannya agar tidak mudah terbawa angin karena bobotnya  lumayan ringan. Pilihan warna genteng metal yg tersedia sangat variatif dan menarik. Kombinasi warna atap dan dinding fasade bangunan dapat menciptakan harmoni warna yg menarik.

Genteng aspal, material genteng yg satu ini bersifat solid namun tetap ringan, terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yg tersedia di pasaran. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yg menempel pada rangka, dan jenis yg kedua, model bergelombang yg pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.

Genteng kaca, genteng ini dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan secara langsung sehingga menghemat konsumsi listrik tuk penerangan. Material genteng ini terbuat dari kaca. Genteng ini mempunyai bentuk yg terbatas sehingga kompatibel/sesuai dgn beberapa jenis genteng tertentu saja.

Genteng keramik, genteng ini memiliki warna yg cukup banyak karena pada saat proses finishingnya dilapisi pewarna  pada bagian atasnya (glazur). Bahan utama genteng ini adalah keramik.

Sumber:
 http://kerockan.blogspot.com/2012/01/mengenal-genteng-berdasrkan-materialnya.html

Tips Agar Bisa Buka Usaha , 10 Jalan Untuk Modal Usaha

10 Jalan Untuk Modal Usaha

 

Ketiadaan modal sering dikambing hitam-kan oleh para (calon) entrepreneur yang gagal dalam (memulai) usahanya. Harus diakui bahwa meskipun modal bukan satu-satunya faktor dominan dalam merintis usaha, ketiadaan modal memang bisa menjadi kendala. Agar ketiadaan atau kekurangan modal ini tidak berakibat fatal bagi (rencana) usaha Anda, berikut saya sampaikan 10 jalan untuk memperoleh modal usaha. Saya yakin minimal satu atau beberapa diantaranya – pasti ada yang cocok untuk Anda.


Saya urutkan dari yang paling mudah atau familiar dahulu :

1. Sweat Equity, modal keringat atau dalam bahasa kita lebih sering disebut modal dengkul. Potensi ini sering diabaikan padahal usaha-usaha besar seperti Microsoft, Facebook dlsb. dimulai dari modal dengkul ini. Artinya mulai usaha dengan apa yang ada pada diri Anda, ini yang paling mudah.

2. Saving atau tabungan, bila Anda selama ini bekerja pada perusahaan atau instansi lain – besar kemungkinan Anda memiliki sejumlah tabungan baik di bank, dana pensiun, asuransi, pesangon perusahaan dlsb. Ini juga mudah, Anda tinggal mencairkannya dan mulai usaha.

3. Friend & Family, Anda pasti juga punya teman dekat dan keluarga dekat. Bila di antara mereka ada yang memiliki kemampuan financial untuk memodali usaha Anda, maka yang ini biasanya juga tidak terlalu sulit untuk meyakinkannya.

4. Angel Investor, pemodal individu yang tertarik dengan usaha Anda. Ini bisa siapa saja – tidak harus teman atau keluarga, asal Anda bisa meyakinkan dengan ide dan peluang usaha Anda – Anda bisa memperoleh modal dari mereka. Saya mengenal beberapa orang dari mereka ini, dan Anda bisa sampaikan ide Anda bila mau via saya. Hanya mereka ini sangat selektif, mereka memilih usaha kadang bukan karena pertimbangan bisnis, bisa karena selera dlsb. - jadi jangan kecewa bila ide usaha Anda ditolak.

5. Venture Capital, mereka ini adalah perusahaan-perusahaan yang tertarik dengan usaha-usaha baru yang memiliki prospek yang sangat baik. Mereka tidak segan untuk menanggung resiko investasi di usaha baru tetapi mereka juga punya ekpektasi besar terhadap hasil dari investasinya, jadi mereka akan sangatdemanding.

6. Loan atau pinjaman, pada umumnya ini dari bank dan menuntut Anda untuk mempersiapkan segala sesuatunya sesuai standar bank. Bank biasanya hanya tertarik untuk usaha yang sudah jalan dan memilikitrack record yang baik.

7. Merger and Acquisition , ini juga salah satu jalan untuk mendanai usaha melalui penggabungan dengan usaha lain yang secara sinergis bisa memperkuat perusahaan Anda baik dari sisi modal , pasar, resourcesdlsb.

8. Initial Public Offering (IPO) atau menjual saham perusahaan Anda ke public. Persyaratannya cukup berat dan perusahaan Anda harus sudah exist beberapa tahun dan membukukan keuntungan.

9. Crowd Funding atau pembiayaan oleh massa, ini adalah model pembiayaan baru dan potensinya luar biasa. Ide dasarnya adalah di jaman teknologi ini, bila Anda memiliki ide cemerlang dan unique kemudian Anda komunikasikan dengan baik – maka bisa saja ribuan orang di luar sana tertarik untuk rame-rame mendanainya. Karena potensinya yang luar bisa ini, di Amerika bahkan baru ditanda tangani oleh Obama undang-undang khusus masalah ini yaitu JOBS Act (Jumpstart Our Business Startups Act) 2012.

10. Mudharrabah Muqayyadah dengan melibatkan bank syariah sebagai juru tulis professional.

Crowd Funding atau pembiayaan oleh massa saya taruh di no 9 bukan karena lebih sulit dari IPO, tetapi semata-mata karena hal baru sehingga diperlukan learning process dari semua pihak baik itu (calon) entrepreneur-nya, investor-nya, regulator-nya dlsb.

Mudharrabah Muqayyadah dengan melibatkan bank syariah sebagai juru tulis professional saya taruh di nomor terakhir juga bukan karena yang paling sulit, tetapi karena ‘ide’-nya yang tidak biasa di dunia pembiayaan atau permodalan, sehingga kita masih akan perlu naik gunung turun lembah untuk mensosialisasikan dan meyakinkan semua pihak tentang solusi permodalan yang satu ini. Namun melihat potensinya yang luar biasa, saya yakin solusi Mudharrabah Muqayyadah ini tidak akan kalah dengan JOBS Act 2012-nya Obama.

Dengan begitu banyaknya jalan untuk memperoleh permodalan, minimal satu atau beberapa di antara 10 jalan permodalan tersebut pasti ada yang fit untuk (rencana) usaha Anda, jadi tidak ada alasan untuk tidak memulai usaha hanya gara-gara kendala modal !, insyaAllah.

Oleh : Muhaimin Iqbal
sumber :
 http://artikelpengusahamuslim.blogspot.com/2012/06/tips-agar-bisa-buka-usaha-10-jalan.html

Kisah Sukses Pedagang Kaki Lima (PKL)


Kisah Sukses Pedagang Kaki Lima (PKL)
Mungkin kita bisa terinsfirasi dengan membaca kisah ini, selamat membaca
Adi, Pedagang Kaki Lima yang Jadi Juragan Tas
Sudah banyak cerita pedagang kaki lima yang kemudian menjadi pengusaha sukses. Salah satunya adalah Muhammad Adi, pemilik CV Intascus Sport, produsen tas yang cukup besar.
Bisa dibilang, Adi merintis usahanya ini benar-benar dari bawah. Pria tamatan sebuah SMA di Surabaya ini sudah kenyang makan asam garam sebagai pekerja rendahan.
Mulanya, selulus SMA pada 1981, Adi mencoba mengadu nasib merantau ke Sulawesi dengan menjadi buruh di sebuah toko agen barang pecah belah. Adi terpaksa merantau karena harus membantu membiayai sekolah adik-adiknya.
Namun, ia tidak lama bekerja di toko itu. Adi pun kemudian meloncat ke Kalimantan untuk bekerja sebagai buruh kasar di PT Newmont. Namun, lagi-lagi, Adi tak betah dan memutuskan pulang ke Surabaya.
Ternyata pulang ke rumah malah membuatnya gelisah, apalagi kalau melihat adik-adiknya yang membutuhkan bantuannya. Karena itu, pada 1982, Adi nekat ke Jakarta. Di ibu kota negara ini, Adi tinggal di kawasan Senayan berkat kebaikan sesama perantau asal Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Mereka bekerja sebagai pelayan dan buruh," ujar pria kelahiran Surabaya, 12 April 1962 ini.
Untuk menyambung hidup, Adi bekerja serabutan. Pagi hingga siang hari ia menjadi penjual tas keliling dari kantor ke kantor. Malam harinya Adi menjadi juru parkir di Senayan.
Meski penghasilannya kecil, dengan sekuat tenaga Adi berusaha menyisihkan penghasilannya untuk modal berbisnis. "Modal pertama saya hanya Rp 50.000," kenang Adi.
Dengan uang segitu, Adi kulakan tas di Pasar Pagi untuk dijual kembali. Beruntung, dagangannya selalu habis terjual. "Hasil jualan saya putar lagi," kata bapak tiga anak ini.
Sayang, jiwa muda Adi yang masih bergelora membuatnya tergoda untuk berfoya-foya. Namun, setelah menikah pada 1985, Adi mulai berpikir serius menjadi pengusaha tas sendiri. Ketika itu, modalnya pun pas-pasan. "Saya terpaksa menjual perhiasan istri untuk modal awal," kata Adi. Lagi-lagi dengan uang Rp 50.000 Adi memulai usahanya.
Lantaran tak punya mesin jahit, Adi terpaksa meminjam milik temannya. Sedikit keahlian menjahit ia manfaatkan sebaik-baiknya.
Setelah enam bulan berjalan, usahanya mulai menampakkan hasil. Adi pun memberanikan diri menggaji seorang karyawan untuk meningkatkan produksi. Dengan satu karyawan itu, Adi mampu menghasilkan 150 tas per tahun seharga Rp 20.000 per tas. Dari harga segitu, Adi mengambil laba Rp 12.000 per tas. Maklum, modal membuat satu tas hanya Rp 8.000.
Sejak saat itu, setiap enam bulan sekali Adi menambah seorang karyawan. Untuk pemasaran, Adi memanfaatkan jaringan yang telah ia rintis saat masih berdagang tas keliling.
Pada 1987, Adi mulai menjalin kerja sama dengan panitia penyelenggara rapat atau pelatihan di hotel-hotel. "Pada 1987 saya sudah memiliki tenaga pemasaran 18 orang," tutur Adi.
Omzetnya pun telah melonjak hingga Rp 3 juta per hari, jumlah rupiah yang sangat besar kala itu. Sementara itu, total produksi mencapai 600 unit per hari. Laiknya roda kehidupan, posisi Adi tak selalu di atas. "Saya pernah kekurangan modal untuk menyelesaikan pesanan sampai harus menjual kendaraan operasional," tutur Adi.
Masa yang paling suram bagi Adi adalah saat pecah kerusuhan pada Mei 1998. Saat itu, para karyawannya ketakutan dan memilih pulang kampung. Sialnya, barang dagangan juga ikut mereka bawa hingga tak ada yang tersisa. "Saya rugi ratusan juta," kenang dia.
Toh, semangat Adi tidak pernah surut. Berbekal pinjaman bank, Adi mencoba bangkit. Beruntung, pada 1999 bisnis tas kantor kembali naik daun. Adi pun kembali menggenjot produksi dan mampu mencetak omzet Rp 50 juta per bulan.
Sekarang, dalam sebulan paling sedikit Adi memproduksi lebih dari 1.000 tas. "Omzetnya sekitar Rp 100 juta, dengan margin laba 20 persen sampai 40 persen," ungkap Adi. Kini, ia punya klien tetap dari instansi pemerintah, seperti Departemen Perhubungan dan Kepolisian Republik Indonesia.
Selain tas kantor, Adi juga memproduksi jenis tas lain, seperti tas perempuan. "Ini hasil belajar otodidak," ujar dia.
Bagi rezeki
Sudah menjadi kodrat, setiap orang membutuhkan orang lain. Begitu juga dalam bisnis. Karena itu, untuk memenuhi banyaknya pesanan tas, Muhammad Adi tak segan-segan membagi order ke konveksi lain. Adi mengatakan, kadang-kadang jumlah pesanan tas memang tak bisa ia tangani sendiri. Alhasil, daripada order lepas, ia membagi lagi (subkontrak) pesanan kepada konveksi lain. "Hitung-hitung berbagi rezeki dengan orang lainlah," ujar Adi.
Untuk pola kerja sama ini, Adi memilih menggunakan sistem bagi hasil yang ia nilai lebih adil. Artinya, keuntungan yang ia peroleh dari penjualan tas akan ia bagi ke pengusaha lain sesuai dengan porsi yang mereka kerjakan.
Soal pesanan, Adi tak terlalu khawatir. Pasalnya, ia sudah memiliki pelanggan tetap, yaitu Kepolisian Republik Indonesia dan Departemen Perhubungan.
Misalnya, Polri biasanya memesan tas kantor dua kali dalam setahun. Satu kali pesanan sebanyak 8.000 unit dengan tenggat waktu pengerjaan selama empat bulan. "Pesanan rutin ini baru empat tahun belakangan ini," imbuh Adi.
Di luar pesanan Polri, Adi biasanya menerima pesanan tas belanja dari biro perjalanan. "Jumlahnya memang tidak sebanyak pesanan Polri. Rata-rata 500 unit," kata Adi.
 
sumber :
 http://artikelpengusahamuslim.blogspot.com/2013/05/kisah-sukses-pedagang-kaki-lima-pkl.html

Sabtu, 28 September 2013

Wirausaha Genteng Tanah Liat Tiap Bulan Raih Rp 6 Juta


Wirausaha Genteng Tanah Liat Tiap Bulan Raih Rp 6 Juta



Meski saat ini beredar berbagai jenis atap rumah, baik dalam bentuk genteng beton, seng, maupun seng berlapis yang menjanjikan kekuatan dan kenyamanan, namun genteng tanah liat nampaknya tidak pernah kehabisan pelanggan. Itu terbukti dari semakin banyaknya pengrajin genteng tanah liat, seperti yang ada di daerah sentra industri genteng tanah liat di daerah Godean, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Wirausahawan asal Godean yang dikenal cukup ulet, Sukiran misalnya, menggeluti usaha genteng tanah liat sejak muda sampai kini. Bahkan saat ini, anak-anak dan menantunya pun menggeluti usaha yang cukup menjanjikan kehidupan cukup layak ini.
Terlebih saat ini keluarga Sukiran telah mempunyai sebuah mobil truk, sehingga keuntungan yang diperolehnya bisa semakin besar dibandingkan saat tidak memiliki kendaraan sendiri. Truk tersebut bisa berfungsi ganda, selain mengangkut bahan baku juga mengangkut genteng yang telah jadi untuk dipasarkan keberbagai toko bangunan baik yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta juga ke daerah lainnya termasuk Jakarta.
Diakuinya, dulu sebelum mempunyai kendaraan sendiri, penghasilannya dari membuat genteng hanya habis untuk biaya transportasi. Antara lain, untuk mengangkut bahan baku yang letaknya sekitar 25 Km dari tempat tinggalnya, juga untuk mengangkut genteng yang sudah jadi sampai ke tangan pembeli. Andaipun ada kelebihan paling-paling hanya sedikit dan cukup untuk makan dan biaya sekolah anak.
Karena keterbatasan inilah, Sukiran merasa pekerjaannya belum optimal. Untuk mengoptimalkan usahanya dia berusaha mencari pinjaman guna membeli kendaraan truk. Bermodalkan sertifikat tanah yang dimilikinya, dia datang ke Swamitra Godean untuk meminjam uang sebesar Rp 25 juta. Selain untuk tambahan membeli truk, sebagian lainnya digunakan untuk tambahan modal, sehingga usaha yang dikembangkannya bisa lebih besar lagi.
"Alhamdulillah, akhirnya dalam waktu yang tidak terlalu lama, yaitu dalam waktu satu minggu, pinjaman yang saya ajukan ke Swamitra Godean dikabulkan. Sehingga, usaha yang saya kembangkan ini bisa kembali bergairah, bahkan lebih besar dari sebelumnya," ungkap Sukiran ceria. Swamitra Godean termasuk mitra dari Bank Bukopin, bank yang bermitra dengan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), sebuah yayasan yang aktif mengucurkan dana ke bank-bank mitranya.
Dari satu truk tanah liat sebagai bahan baku pembuatan genteng dapat menghasilkan sebanyak 1000 buah genteng yang dikerjakan oleh Sukiran. Ia dibantu istri dan anak-anaknya, serta melibatkan tiga orang buruh yang di gaji secara mingguan. Dalam satu bulan bisa menghasilkan sebanyak 30.000 buah genteng dengan harga satuan genteng Rp 600, dan bila sudah sampai di toko bangunan harganya bisa mencapai antara Rp 1000 sampai Rp 1500.
"Dari harga Rp 600 per buah ini saya memperoleh keuntungan sebesar Rp 200 per buah, sehingga keuntungan yang diperoleh dalam satu bulan mencapai Rp 6 juta. Keuntungan ini selain untuk membayar cicilan pinjaman juga untuk membayar bunga pinjaman yang 22 persen," paparnya.
Alasan Sukiran memilih Swamitra sebagai lembaga keuangan untuk memenuhi pinjaman bagi modal usahanya tidak lain, karena petugas di Swamitra lebih kekeluargaan dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. "Dengan bank yang besar di kota-kota, masuknya saja saya sudah takut apalagi untuk mengajukan pinjaman," ucapnya jujur.
"Di Swamitra, selain prosesnya tidak terlalu berbelit-belit, kalau ada apa-apa petugas dari Swamitra dan Bank Bukopin tidak segan-segan melakukan kunjungan ke rumah-rumah para nasabah. Terutama untuk menanyakan apakah ada kesulitan dalam pengembalian kredit," tambahnya.

Berani bersaing
"Meski saat ini banyak saingan, terutama dengan munculnya genteng cetak dari beton dan jenis atap lain yang keluaran pabrik yang saat ini sangat diminati oleh mereka yang dari golongan menengah ke atas, tapi untuk golongan menengah ke bawah mereka masih sangat membutuhkan genteng tanah liat buatan pengusaha kecil seperti kita-kita ini. Hal ini terbukti dari masih banyaknya permintaan genteng tanah liat buatan pengusaha kecil," tukas Sukiran.
Agar genteng tanah liat tetap digemari oleh masyarakat dan menghadapi banyaknya saingan, yang dapat dilakukan oleh pengrajin genteng adalah dengan meningkatkan mutu genteng, terutama pada proses pembakarannya. Dengan cara itu masyarakat yang menjadi konsumennya tidak merasa dikecewakan.
Berkat ketekunannya mengelola usaha genteng tanah liat, kini Sukiran berhasil membangun sebuah rumah berdinding tembok yang cukup besar. Itu ia lakukan karena anaknya cukup banyak yakni sembilan orang. Sedangkan halaman yang cukup luas ia jadikan sebagai tempat menjemur genteng yang telah dicetak. Karena proses penjemuran yang baik juga menjadi salah satu penentu kualitas genteng yang diproduksinya. RIS


Sumber : http://www.gemari.or.id/artikel/451.shtml

TIPS SUPAYA GENTENG / ATAP RUMAH TIDAK BOCOR



 
Atap yang mengalami kebocoran tentu membuat kesal karena umumnya akan menimbulkan berbagai masalah seperti muncul flek-flek baik pada plafond maupun tembok. Oleh karena itu harus segera diatasi agar penghuni rumah tak terganggu kenyamanannya. Bocornya atap sebuah hunian tentu ada penyebabnya sehingga sebelum Anda berniat untuk mengatasi masalah tersebut, Anda harus tahu terlebih dahulu apa sih yang membuat atap rumah Anda bocor. Nah, berikut adalah beberapa sebab-sebab terjadinya kebocoran pada atap. Kita lihat sama-sama yuk!!!

  Pemasangan atap yang salah, karena kurang cermat saat mengejakan lokasi-lokasi atap yang rawan terserang air hujan. Misalnya pada lokasi bubungan/nok, sambungan tepi/gewel, lisplank dan talang. Contohnya pada bagian bubungan/nok, yang jika dibuat terlalu tinggi maka akan rawan retak sehingga berakibat bocor saat terkena air hujan.

 Penggunaan material atap yang tidak sesuai, yang harus diingat adalah setiap material penutup atap memiliki sifat yang berbeda-beda. Misalnya genteng, antara genteng tanah liat dengan genteng keramik jelas lebih baik genteng keramik untuk menahan air hujan lantaran sifat kedap air dan desain interlocking yang dimilikinya. Begitu pula dengan material yang lain semisal lembaran galvanis dan asbes. Asbes mungkin jauh lebih murah namun daya tahan terhadap cuaca jelas lebih kuat lembaran galvanis. Oleh karena itu pilihlah material yang memiliki kualitas baik agar lebih tahan terhadap cuaca seperti hujan.

 Konstruksi kemiringan atap yang kurang tepat, pada jenis penutup atap genteng yang umum digunakan masyarakat, seharusnya memiliki kemiringan antara 30-40 derajat. Kurang dari itu maka atap akan rawan bocor akibat pias dari curah air hujan dan lebih dari itu posisi genteng rawan melorot yang juga berakibat atap menjadi bocor. Cara mengatasinya adalah dengan menata ulang kemiringan
 Kerusakan yang disebabkan oleh cuaca, Atap merupakan bagian yang terletak di bagian luar rumah sehingga sering terterpa cuaca. Akibat yang timbul pada kerusakan ini biasanya berupa retak pada sambungan tepi / gewel,

untuk itu gunakan material yang dapat dipercaya...